Total Tayangan Halaman

Sabtu, 15 Oktober 2016

TIDAK SOMBONG DAN SALING MENYAYANGI ANTAR MAKHLUK

Cerita Pendek Anak

TIDAK SOMBONG DAN SALING MENYAYANGI ANTAR MAKHLUK
Oleh : M. Nashoihul Ibad

            Saya malah dimarahi temanku, kemudian dia menangis dan meninggalkanku sendirian di samping rumahnya.
            Kemarin, temanku Riani marah kepadsaya karena saya telah merusak tanaman Bunga lilynya akibat keteledoranku dalam menengdang bola. Tak sengaja bola yang saya tendang mengenai tanaman Riani sehingga batang dan daunnya patah semua. Riani yang tadinya hendak menuju rumah karena baru selesai menyirami tanamannya sontak berbalik badan dan kaget melihat tanamannya telah rusak. Langsung dia marah kepadsaya.
            “maaf, Rin. Bolsaya telah mengenai  tanamanmu. Tapi nggak usah bersedih itukan hanya tanaman. Saya akan menggantikannya kalau kau mau.” Sok sombong saya dihadapannya, karena ya saya tahu harga bunga tersebut tak semahal uang jajanku tiap hari.
            Lanjutku “Tenang saja Riani, tanaman inikan sebenarnya juga tidak berguna. Ini saya ada sedikit uang kalau kurang besok tak tambahi. Sayakan anak orang kaya. Papsaya tidak membutuhkan tanaman kecil seperti ini malah papa sering menebang pohon untuk memperluas area usahanya.” Sok menenanginya, dengan sok mengganti tanamannya. Tapi, Riani malah terisak menangis dia  tidak malah marah kepadsaya. “Pergi, sana menjauh dasar Feri manusia sombong..“ Riani bergegas lari kedalam rumahnya tanpa memberikan kesempatanku untuk berbicara lebih lanjut.
            Pulang ke rumah, saya menceritakan kejadian ini kepada ibuku, saya bangga menceritakannya karena menurutku saya berani bertanggung jawab atas perbuatanku yang akan menggantikan tanaman Riani dengan uang ssaySaya karena harganya yang tak sebanding dengan uang ssaySaya. Bukannya ibuku senang, malah beliau memarahiku. Katanya saya ini sombong, mentang-mentang punya orang tua pengusaha jadi sombong.
            “Feri, kelsayaanmu itu salah. Kamu tidak berhak merasa memiliki harta yang kita punyai sekarang. Karena sebenarnya kita hanya dititipi oleh ALLAH. Kita hanya diamanati untuk menjaga harta benda yang kita punyai. Kita tidak boleh sombong, atas apa yang kita punya sekarang, karena dunia isinya ini hanyalah sebuah titipan. Yang boleh sombong itu hanyalah ALLAH karena sejatinya Allah-lah yang menciptakan kita. Cepat istighfar kamu. Dan yang kedua telah menyakiti persaan Riani dengan menganggap remeh tanamannya. Ketiga,  Tanaman itu sama seperti kita, sama-sama Makhluk ciptaan Allah, yang wajib kita jaga dan rawat.”
            Astagfirullah, setelah dimarahi ibu saya telah salah dengan menyobongkan diri, tidak pantas selayaknya saya sombong. Saya benar tak punya apa-apa lahir tidak membawa apa-apa dan mati juga tak membawa apa-apa.
            Pagi ahad ini. Saya dating ke rumah Riani untuk meminta maaf kepadanya sekaligus mengganti tanamannya. Dirumahnya, saya hanya menemui ibunya, beliau bilang kalau Riani sedang belanja tanaman di Kebut Bibit,, lantas saya bergegas menyusulnya.
            Tak asing lagi, saya melihat Riani dari kejauhan. Setelah saya masuk ke Kebun Bibit saya baru sadar kalau tanaman itu ternyata indah dan beragam. Oleh karena itu, saya wajib menjaga tanaman supaya tidak punah. Dengan menjaga dan merawat tanaman. Menyayangi makhluk Allah yang selain manusia, tanaman.
            Langsung saya menyampaikan maafku ke Riani. “santai saja Fer, saya tidak marah kok, kemarin saya tahu bahwa sebenarnya kamu belum mengenal bagaimana rasa senangnya merawat tanaman. Sekarang saya sadar, harus mengajakmu dan mengenalkanmu kepada tanaman, supaya kamu lebih akrab dengannya. Ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang.
            Warna-warna Bunga yang indah tiba-tiba muncul dengan bersamanya sinar matahari muncul secerah sikap Riani. “Sekarang kamu harus berjanji untuk tidak berperilSaya sombong lagi, ya? Dan berjanji pula untuk menyayangi semua makhluk ALLAH. Termasuk tanaman, karena tanaman juga senantiasa bertasbih kepada ALLAH. Orang sombong itu tidak diperkenankan untuk mencium wanginya surge walaupun di dalam hatinya tersimpan sebiji zahro.”

            Saya hanya tersenyum, menahan tangisan. Beristighfar, dalam hati saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan ini lagi dan memulai hari untuk menjadi lebih baik. Tidak berperilaku sombong dan menyayangi semua makhluk ciptaan ALLAH.

0 komentar:

Posting Komentar